Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan
Islam tradisional yang telah lama dikenal sebagai pusat pembentukan karakter
generasi muda di Indonesia. Lebih dari sekadar tempat menimba ilmu agama,
pesantren menawarkan lingkungan yang unik dan holistik, di mana nilai-nilai
luhur ditanamkan, disiplin ditegakkan, dan kemandirian diasah.
Pesantren secara aktif sejak lama bahkan
sebelum Republik ini berdiri, terus menyumbang kontribusi nyata yang dapat
dirasakan oleh setiap masyarakat. Tentu dalam hal pengembangan sumber daya
manusia. Istilah familiar bahwa "santri adalah penyangga peradaban"
tidak hanya menjadi slogan formalitas belaka, di era yang semakin tak terarah,
di sudut-sudut kota masih berdiri tempat-tempat yang terus menjaga nilai-nilai
luhur lewat sebuah kultur dengan konsistensi luar biasa. Itulah sebuah
pesantren.
Beberapa hal yang wajib kita pahami bahwa nyantri atau mondok sebenarnya bukan melulu menjadi visualisasi kata "membosankan" antara lain :
1. Ekosistem Nilai
Nilai-nilai seperti kejujuran,
kesederhanaan, tanggung jawab, gotong royong, dan toleransi bukan hanya
diajarkan dalam kelas, tetapi juga dipraktikkan dalam interaksi sehari-hari.
2. Disiplin
Jadwal kegiatan yang terstruktur,
aturan-aturan yang ketat, dan pengawasan yang konsisten membantu santri
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan positif.
3. Kemandirian
Santri diajarkan untuk mengurus diri
sendiri, menyelesaikan masalah sendiri, dan mengambil keputusan sendiri.
4. Pembelajaran Agama
Pondok pesantren menawarkan pembelajaran agama yang mendalam dan komprehensif, meliputi berbagai bidang ilmu, seperti Al-Qur’an, Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh, Tauhid, Tasawuf, Bahasa Arab serta kajian kitab-kitab kuning dan masih banyak lagi.
Itu adalah bagian kecil dari filosofi yang
dimiliki oleh pesantren. Lebih jauh dari itu, semua orang paham bahwa dengan
membiasakan otak dan tubuh dengan hal-hal yang sulit, ruwet, menantang, dan
tidak enak dirasa maupun dijalani, itu adalah proses nyata untuk membentuk
generasi yang tahan banting dalam menghadapi persoalan-persoalan juga segala
hiruk-pikuk kehidupan dewasa.
Jadi, jika kita masih berpikir bahwa
pesantren hanya akan mengantar santrinya kepada rutinitas membosankan dengan
pembatasan mobilitas yang selalu mengarah pada kejenuhan mutlak, cobalah untuk
kita melihatnya dari sisi yang lebih kompleks. Apalagi pesantren dengan
kegiatan dan fasilitas yang mengacu pada kenyamanan serta memiliki potensi
besar untuk mengejar peningkatan kualitas sumber daya manusianya hari ini sudah
semakin banyak. Maka, ayo kita melihat dan merasakan untuk lebih terbuka dengan
suatu metode pembelajaran yang berpotensi besar untuk memajukan bahkan
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia dimasa yang akan datang.
Oleh : Rysky Firmansyah,S.Pd (guru bahasa indonesia ma takhassus al-inaaroh)