sebaliknya, dari pihak wali santri pun juga menjadikan momen sambangan itu untuk meluapkan rindu bertemu anak-anak mereka yang tentu akan lebih arif dengan membawa beberapa buah tangan pelengkap pertemuan mereka. Umumnya, Sambangan menjadi suatu momen yang dinantikan para santri. bahkan hari sambangan di ibaratkan sebagai hari rayanya santri di pondok pesantren.
Yang lebih unik, Tradisi sambangan selain menjadi momentum melepas rindu dan menikmati waktu bersama keluarga juga menjadi peluang bagi santri untuk mengembangkan keterampilan sosial. Ketika bertemu dengan keluarga, santri diajarkan etika dan sopan santun dalam berinteraksi dengan orang tua dan kerabat mereka . Ini sangat penting dalam pembentukan karakter dan keterampilan sosial mereka. belum lagi momentum saling jumpanya antar keluarga santri satu dengan santri yang lain, itu jelas menjadi waktu para santri saling berinteraksi dengan orang banyak.
Secara keseluruhan Tradisi sambangan di pondok pesantren adalah momen yang dinantikan oleh santri. Tradisi ini juga menjadi media memperkuat hubungan antar santri dan keluarga serta momen melepas rindu. Tak hanya itu tradisi ini juga memiliki nilai mendalam dalam pembentukan karakter dan dan pendidikan keislaman. Santri memperoleh pengalaman berharga dalam menerima kiriman dan oleh-oleh dari keluarga,serta belajar tentang kesederhanaan, rasa syukur, dan pengembangan keterampilan sosial.
Di pondok pesantren Al-Inaaroh, momen sambangan diwarnai dengan agenda ngaos atau Ngaji bareng Kyai serta seluruh hadirin yang merupakan keluarga besar pondok pesantren seperti sambangan di pesantren pada umumnya. momen ngaji dengan pengasuh ini juga menjadi sarana belajar yang konkret untuk menebar syiar keagamaan kepada semua pihak yang hadir di momen itu.Membahas isu-isu perkembangan problematika ditengah masyarakat dari tinjauan religi juga kerap dikaji dalam agenda ngaos diwaktu sambangan. misalnya seperti pada Ahad, 2 November 2025 kemarin ketika sambangan dilaksanakan di pondok pesantren Al-Inaaaroh, Abah KH. Muhammad Luthfi selaku pengasuh pondok pesantren Al-Inaaroh menyampaikan " Dalam dunia yang semakin maju ini, kita memerlukan kedewasaan dalam pikiran terutama dalam memilah dan memahami sebuah informasi di sosial media serta cerdas dalam menganalisis sebuah informasi yang pada zaman sekarang banyak orang memframing suatu peristiwa dengan pendapatnya sendiri "
Hal-hal demikian kerap menjadi kajian yang dinatikan oleh santri serta wali santri pada setiap momen sambangan. ini jelas menjadi satu tradisi literasi yang juga dapat diterima oleh semua pihak yang hadir. Bersama untuk saling belajar adalah warna yang umum hadir dalam tradisi sambangan di pondok pesantren manapun.
Oleh : Firza Ahmad
Penyunting : tim berandaalinaaroh.com

