Kegiatan menghafal materi yang sudah diajarkan
di pesantren adalah kegiatan yang tidak mungkin lepas dari para santri.
Kitab-kitab yang menjadi makanan sehari-hari para santri tentu tidak
dimaksudkan untuk dibaca lalu dibiarkan lupa begitu saja, ada kewajiban untuk
para santri hafal dan bahkan paham terkait isinya.
Tak terkecuali di pondok pesantren Al-Inaaroh,
kegiatan lalaran menjadi satu budaya yang lekat dan sangat umum dilakukan oleh
para santri untuk menghafalkan dan memahami isi dari kitab-kitab yang mereka
pelajari selama menempuh pendidikan di lingkup pondok pesantren.
Lalaran adalah sebutan untuk sebuah budaya
pesantren yang di dalamnya terselip kegiatan mengulang materi yang sudah di
hafal dengan tujuan untuk mengingat, melancarkan dan memperkuat hafalan yang
dilakukan secara mandiri maupun bersama-sama disela-sela padatnya kegiatan
pesantren.
Sementara Kitab yang di hafal oleh santri di
pondok pesantren Al-Inaaroh yaitu Alfiyyah ibnu malik untuk kelas IX, X, XI
hingga XII dan matan al jurumiyah untuk jenjang kelas VII dan VIII. Di Pondok
pesantren Al-Inaaroh juga memiliki agenda lalaran bersama sesuai jenjang
hafalan. yaitu di lakukan setiap malam
minggu dan juga lalaran biasa dilakukan sebelum memulai jam pembelajaran
madrasah diniyyah.
Menurut Nabil Alfaruqi, salah satu santri
Khidmah di Pondok pesantren Al-Inaaroh "lalaran mandiri disini biasa
dilakukan oleh semua santri. Metodenya bervariasi, ada yang sendiri-sendiri,
ada yang bersamaan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh " ungkapnya.